Selamat Datang

MARI LIHAT BETAPA KAYA DAN INDAHNYA NEGERI INI

.

PRESIDEN YANG TERLUPAKAN

Written By ferdy on Sabtu, 02 April 2011 | 23.28


Menurut saya juga seperti Itu bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) adalah Presiden ke Enam Republik Indonesia. Saya kira pendapat teman - teman pembaca juga berpendapat seperti itu, bener gak? hehehe. . 
Tapi sejarah mengatakan lain, menurut banyak sumber ada dua orang insan Indonesia yang pernah menjabat sebagai pemimpin negeri ini. Dan pasti anda sekalian belum banyak yang tahu mengenai hal ini. Dalam artikel ini mari kita belajar dari sejarah mengenai kepresidenan Indonesia.
Soekarno --> Soeharto --> Habibie --> Gus dur --> Megawati --> SBY. Skema itulah yang sangat familiar sepengetahuan kita mengenai Jabatan Kepresidenan Indonesia. Ternyata ada dua orang lagi yang pernah menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Menurut artikel sejarah, dua orang tersebut adalah Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat.

1. Sjafruddin Prawiranegara

Syafruddin adalah orang yang ditugaskan oleh Soekarno dan Hatta untuk membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI), ketika Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta ditangkap pada Agresi Militer II, kemudian diasingkan oleh Belanda ke Pulau Bangka, 1948. Syafruddin menjadi Ketua Pemerintah Darurat RI pada 1948.
Atas usaha Pemerintah Darurat, Belanda terpaksa berunding dengan Indonesia. Perjanjian Roem-Royen mengakhiri upaya Belanda, dan akhirnya Soekarno dan kawan-kawan dibebaskan dan kembali ke Yogyakarta. Pada 13 Juli 1949, diadakan sidang antara PDRI dengan Presiden Sukarno, Wakil Presiden Hatta serta sejumlah menteri kedua kabinet. Serah terima pengembalian mandat dari PDRI secara resmi terjadi pada tanggal 14 Juli 1949 di Jakarta.
Syafruddin Prawiranegara disebut presiden karena pada saat itu ia menjabat sebagai pemimpin di Indonesia pada saat RI jatuh ke tangan Belanda saat Agresi Militer Belada II 11 Desember 1948, pada saat itu Indonesia menjadi PDRI (Pemerintah Darurat Republik Indonesia). Ia menggantikan Soekarno menjadi Presiden. Sebelumnya, Soekarno mengirim telegram berbunyi

Pesan Telegram
“Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu Kota Jogjakarta. Djika dalam keadaan pemerintah tidak dapat mendjalankan kewajibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra”.

2. Mr. Assaat


Desember 1949 - Agustus 1950, Mr.Asaat menjadi Acting Presiden Republik Indonesia di Yogyakarta. Dengan terbentuknya RIS (Republik Indonesia Serikat), jabatannya sebagai Penjabat Presiden pada Agustus 1950 selesai, demikian juga jabatannya selaku ketua KNIP dan Badan Pekerjanya. Sebab pada bulan Agustus 1950, negara-negara bagian RIS melebur diri dalam Negara Kesatuan RI. Saat menjadi Acting Presiden RI, Assaat menandatangani statuta pendirian Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.
Setelah pindah ke Jakarta, Mr. Assaat menjadi anggota parlemen (DPR-RI), hinga duduk dalam Kabinet Natsir menjadi Menteri Dalam Negeri September 1950 sampai Maret 1951. Kabinet Natsir bubar, ia kembali menjadi anggota Parlemen.
Pada tahun 1955 ia menjabat sebagai formatur Kabinet bersama Soekiman Wirjosandjojo dan Wilopo untuk mencalonkan Bung Hatta sebagai Perdana Menteri. Karena waktu itu terjadi ketidak puasan daerah terhadap beleid (kebijakan) pemerintahan Pusat. Daerah-daerah mendukung Bung Hatta, tetapi upaya tiga formatur tersebut menemui kegagalan, karena secara formal, ditolak oleh Parlemen.

Berikut tabel gambar mengenai tampuk kepresidenan Indonesia

gambar





Itu adalah sekilas mengenai penjelasan 2 Presiden Indonesia yang tidak banyak diketahui oleh kita tentunya, dan artikel ini bermaksut untuk berbagi informasi mengenai "INDONESIA"

0 komentar:

Posting Komentar